Pages

Kamis

REFLEKSI AKHIR TAHUN, PERBAIKAN

Di penghujung akhir tahun Masehi ini, Hamba tidak ingin untuk membahas dan memperdebatkan HARAM hukumnya utk mengucapkan selamat menyambut tahun baru, perbuatan itu adalah bid'ah (mengada-ngada) atau bahkan lebih dari itu bahwa mengerjakan hal yang mengada-ngada adalah KAFIR (keluar dari ajaran agama) bagi siapa saja mengucapkan dan merayakan tahun baru Masehi (new year’s day, al ihtifal bi ra`si as sanah) oleh karena bukan hari raya umat Islam. menurut Hamba Al Faqir simiskin Ilmu ini, adalah andaikata ada seorang yang berbuat baik di malam tahun baru Masehi dengan tidak meniatkan untuk mengikuti ritual ibadahnya orang non muslim dan selagi tidak melanggar Prinsip-Prinsip Syariah.
Bentangan waktu selama satu tahun terakhir ini dengan memanfaatkan new year’s day malam tahun baru ini untuk melakukan hal-hal positif; olahraga, lari marathon, main bola futsal, main basket, takraw bulutangkis, berenang dan segala macam hal baik lainnya dgn maksud untuk kesehatan dan kebugaran tubuh demi ketahanan fisiknya untuk mengerjakan Ibadah Shalat, Puasa sunnah dan lain sebagainya. maka boleh-boleh saja dan tidak ada permasalahan dan larangan.
Semua perbuatan tergantung pada niatnya (innamal a'maalu binniyyat) Kalau saja diniatkan untuk ikut-ikutan budaya orang kafir, Meniru perbuatan Setan dengan melakukan Pemborosan, Main Judi, Minum-minuman keras dan hal maksiat lainnya, maka hukumnya bisa saja jatuh pada keharaman. Tidak perlu merayakan, seperti halnya dirayakan orang-orang barat itu. Hal yang paling teristimewa adalah bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu dengan memperbanyak ketaatan dan ibadah. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir,(al-Fathir: 37)
Sederhana saja, beramallah karena umur yang panjang itu wajib untuk di pergunakan sebaik mungkin bahwa sampai pada detik ini Tuhan yang Satu, Tuhan Maha Kuasa, masih memberikan umur yang panjang serta rezeki yang berkah. Bahkan, lebih dari itu semua Perubahan dan Produktivitas yang lebih dominan patut untuk di kaji perhatikan dan di evaluasi, Perubahan pada setiap hari setiap tahun perubahan dari Amal Ibadah, Kedekatan dan ketaatan pada sang pencipta. dari yang dulunya sedikit menjadi lebih banyak, dari yang dulunya engkar menjadi tidak engkar, yang biasanya Malas mengerjakan Sholat, Menjadi Rajin dan tepat waktu.
Revolusi mental dalam bahasa Arab (Attaghayyur al Akhlaqi) Perobahan Sikap yang dulunya suka mengumbar Aib dan kekurangan orang lain, terjemahan revolusi mental ini sendiri lebih kepada perbuatan dalam bentuk aksi yang konkret, antara lain pendalaman spiritualitas hari ini lebih kepada Muhasabah diri (menilai kekurangan) diri sendiri. kesalahan yang telah di perbuat selama setahun ini, capaian apa saja yang sudah di dapatkan dalam setahun ini, yang biasanya enggan berbuat baik kepada sesama menjadi lebih banyak berbuat baik. Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya. Muslim bukanlah pelaknat, pemitnah. tapi muslim adalah sahabat moralitas. budaya ini wajib kita Lestarikan. "Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada Manusia.
Bekerja yang setengah-setengah belum Maksimal menjadi lebih Maksimal lagi.

Dengan penuh Harapan dan Doa agar lebih baik lagi di tahun yang akan segera datang ini daripada tahun yang sudah berlalu. Tidak bisa menjadi Manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain, setidaknya jangan menyakiti hati, menzalimi dan merampas hak-hak orang lain. seorang muslim tidak boleh menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya.
Implementasi dari hakikat Identitas seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain. Manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. karena sesungguhnya sikap dan prilaku yang Baik itu akan mengikis semua keburukan dan kejelekan prilaku yang pernah dilakukan yang telah berlalu. Menebar bibit kasih sayang terhadap Manusia adalah produk yang amat sangat mahal harganya.
Revolusi dari yang tidak mau berzakat menjadi sadar untuk mengeluarkannya. Perubahan di mulai dari diri sendiri Keputusasaan, kemauan yang lemah, jiwa suka menyerah. Syaitan sudah mulai masuk. Sebab dengan sikap yang mudah putusasa lemah kemauan begitu mereka tidak banyak mengubah hidupnya. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka,”
Kemudian, satu hal penting yang patut menjadi perhatian dan catatan bagi Hamba, bahwa di awal tahun baru masehi ini adalah bahwa Islam amat sangat menghargai terhadap etos kerja sesorang yang Maksimal dan mendorong seseorang untuk selalu produktif (MUNTIJ) dalam bahasa ARAB berarti menghasilkan sesuatu. bahkan lebih (muntij) produktif lagi itu akan lebih baik. Itqan, sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja.
Seorang Muslim tidak cukup dengan berdiam diri bezikir di dalam Masjid saja, lalu menunggu hujan emas turun dari langit. tidak ada istilah mengharapkan rezeki nomplok. Harta yang kita peroleh dengan usaha kita sendiri adalah diberkahi dan dapat nilai Khsus dari Allah SWT.
Di bidang ekonomi, di tahun baru ini agar lebih giat dan sungguh-sungguh (al-Itqan) proffesional dam bidang masing-masing. Bekerja dengan produktivitas (MUNTIJ) yang terbaik adalah bekerja dengan tangan sendiri, ini sudah dicontohkan oleh para Nabi seperti Nabi Daud ‘alaihis salam :
“Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu bekerja pula dengan hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari no. 2072)
Empat belas abad lalu, jauh-jauh hari Rasulullah SAW sudah mengingatkan dan memberikan apresiasi khusus terhadap seseorang yang produktif, Orang yang bekerja itu lebih akan Mulia daripada tidak bekerja.
Diriwayatkan dari az-Zubair bin al-Awwam Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya" Shahih. HR al-Bukhari (no. 1471, 2075)
Berlayar di lautan untuk mencari ikan bagi para nelayan, Berdagang, dengan jujur dalam proses Jual-belinya. Bercocok tanam dan mencangkul sawah bagi para Petani. silahkan bekerja menurut kemampuan dan keahlian masing-masing. Kreatif sungguh sangat di anjurkan, dengan catatan agar selalu untuk memperhatikan dan menempuh halal tidaknya jalannya pekerjaan tsb. Karena Hasil dari pekerjaan sesorang itu akan mendapatkan nilai paling ISTIMEWA dari sang pemberi rezeki.
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau menabur benih, lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau juga binatang ternak, kecuali yang demikian itu sebagai shadaqoh darinya” ( HR. Bukhari ).
Baginda Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berdagang (berbisnis). Beliau pernah melakukan perjalanan bisnis ke negeri Syam untuk menjual barang-barang dagangan milik Khadijah radhiyallahu ‘anha. Oleh karena itu Islam sangat mendorong umatnya untuk bekerja dan berusaha mencari penghidupan.
Bekerja berarti beramal dan dinilai ibadah, lebih giat bekerja berarti lebih banyak Amal dan Ibadahnya seseorang. bismillahi tawakkaltu alallah.. la haula wala quwwata illa billah bertawakkal diwajibkan setelah bekerja dan berdoa, karena sesungguhnya Tawakal bukanlah meninggalkan sebab dan hanya bersandar pada apa yang datang dari makhluk saja. Allah SWT dalam hal ini memerintahkan kita menempuh sebab-sebab itu, yakni melakukan Ikhtiar berusaha (Al-Amal) bekerja beriringan dengan berdoa.
Dengan keimanan ketaatan dan keyakinan bahwa Hidup itu adalah proses, tidak bisa semuanya instan. Segala yang pahit ketika dijalani dengan ikhlas maka akan berbuah manis pada ujungnya keyakinan yang penuh bahwa di tangan Allah sudah tercatat setiap rezeki hamba, bahwa dialah Allah Tuhan yang Satu yang telah menetapkan dan menjamin rezeki bagi setiap hambanya.
Tidak cukup dengan kata-kata wacana, impian, slogan dan angan semata melainkan kerja nyata. karena bekerja adalah sebagai jihad di jalan Allah Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT tentu bagi kita orang muslim adalah selalu 'berikhtiar' berusaha bertawakkal dan bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita baik berupa kenikmatan yang banyak begitupun sedikit dengan demikian hidup ini akan terasa bermakna dan begitu Indah.
Imam Ibnu Jarir Ath Thobari berkata, “Sesungguhnya Allah memaafkan kekurangan kalian dalam bersyukur. Jika kalian bertaubat, kembali taat dan ingin menggapai ridho Allah, Dia sungguh menyayangi kalian dengan ia tidak akan menyiksa kalian setelah kalian betul-betul bertaubat.”
Bermuhasabah (evaluasi) untuk perbaikan kehidupan di dunia dan akhirat awal tahun apa yang ingin dicapai, berusaha keras, dan satu per satu akan mendekati mencapai target dan Apa saja yang masih belum tercapai dalam setahun belakangan ini, Apa saja yang sudah tercapai, dan mengulang kembali (Review) memory tentang semua yang terjadi selama di tahun 2015 ini.

Happy new year , Selamat datang tahun baru
Jakarta, 31 Desember 2015
Redö al Andunisy al Misry.

Minggu

Islam dan Toleransi

Menebar kedamaian dan kasih sayang di muka bumi memang sebuah tuntutan fundamental bagi seorang yang menganut agama Islam. Laa yarhamullaahu man laa yarhamunnaas (tidak disayang Allah orang yang tidak sayang kepada manusia)

Makna Islam adalah "selamat" yang diambil dari asal kata salima, seorang muslim adalah seorang yang menyelamatkan. Tidak mencelakakan orang lain.

Menjaga Kehormatan Manusia termasuk Misi Agama

Imam al-Ghazali dalam Kitabnya, al-Mustashfa min ‘ilmi al-Ushul menuliskan tentang 5 misi dasar agama, yaitu melindungi jiwa, akal, keturunan, agama, dan hak milik. Karenanya, semua tindakan atau usaha manusia untuk memelihara kelima prinsip tersebut disebut maslahat (kebaikan) dan semua tindakan yang mafsadat (mengganggu) kelima hal tersebut dinilai sebagai mafsadat (keburukan) serta semua usaha menolak keburukan tersebut adalah tindakan maslahat yang harus diperjuangkan.
Teori ini yang kemudian dikembangkan oleh para ulama sesudahnya seperti Ibnu Khaldun dalam kitabnya Muqaddimah ketika menyinggung faktor-faktor bangun-hancurnya kerajaan/bangsa, Imam al-Syatibi dalam Kitab al-Muwafaqat, dan kemudian ulama-ulama kontemporer seperti Abdul Wahhab Khallaf dalam kitab Ushul Fiqh, dan sebagainya.
Sesuai dengan misinya, melindungi kemanusiaan dalam lima aspek pokok ini, agama mengatur pola hubungan sesama manusia dalam semua bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, termasuk di dalamnya pola-pola hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masa anak-anak, remaja, dewasa. dalam masa pra-nikah hingga masuk ke masa pernikahan/ membina rumah tangga.
Diaturnya hal-hal tersebut dalam menjaga dan memelihara kemuliaan (karamah) manusia itu sendiri yang sejak semula dititipkan Tuhan kepadanya. Karenanya dalam hubungan kemanusiaan tersebut harus berlangsung dengan dilandasi nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, kasih sayang, penghormatan, gotong-royong, kerjasama, toleransi, dan sebagainya.
Sebaliknya, tidak dibenarkan terjadi hubungan yang saling menindas, menzalimi, merugikan, melecehkan, merendahkan, dan menafikan satu sama lainnya. Pedoman inilah yang menjadi dasar dalam membangun akhlak dan muamalah antarmanusia.
Esensinya adalah Manusia adalah makhluk yang di muliakan Tuhan, kerana Allah yang menyempurnakan kejadiannya, meniupkan ke dalamnya roh ciptaanNya.
“ Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan Kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka Ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (Al-Isra’: 70-72)

Menjadi Hamba Yang Pandai Bersyukur

Dia mengetahui apa yang terjadi di langit dan di bumi. Semuanya jelas dan terang di matanya. kurang.. dan selalu mengeluh inilah sifat kita sebagai manusia. bersukurlah atas apa yang diberikan pada hari ini, nikmat akan selalu bertambah dan berkembang di iringi zikir dan do'a siapa mengharap kenikmatan dan manfaat dunia yang halal melalui jalan yang benar, Allah akan memberinya kenikmatan dunia dan akhirat sekaligus. Karena Dialah satu-satunya yang memiliki kedua kenikmatan itu.

Ya, apa lagi yang ingin kita tutup-tutupi, suka mengelak, berdalih dalam kepalsuan. semntara dalam kamus dia tidak ada istilah "HIDDEN". Tembus pandang, dia bisa melihat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di malam hari yang kelam. begitu tak sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahui, sebutir biji kecil dalam kegelapan bumi dia melihat.
(lainsyakartum laaziidannakum walain karfartum inna ‘adzaabii lasyadid)

“jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”. (QS 14:7)
Percayalah bahwa hidup ini akan terasa lebih indah jika selalu bersyukur padanya.

HIKMAH - Filosofi Burung

Kais pagi makan pagi, kais petang makan petang inilah filosofi keyakinan seekor burung yang patut di jadikan hikmah pelajaran, bahwa; tidak cukup pasrah menunggu hujan emas turun dari langit menghujani sarangnya. keluar mengais bekerja dulu baru akan dapat makanan untuk mengisi perut yang kosong kelaparan. kadarnya sesuai dengan usahanya tentu selain demikian barulah kemudian berpasrah dan bertawakkal kpd sang khaliq sang maha pencipta alam semesta sang pemberi rezeki seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Allah memberikan rezeki kepada seekor burung. Ia pergi dari sarangnya di pagi hari dalam keadaan perut yang kosong dan lapar, dan sementara iapun kembali ke sarangnya di sore hari dalam keadaan perut yang penuh dan keadaan kenyang.

SEJARAH SINGKAT WISATA MESIR

oleh: Rido Fauzi

Mesir merupakan Negara penuh dengan kekayaan Alam yang berlimpah ruah yang dititipkan oleh Allah SWT bagi penduduknya.Terbukti di Negara ini terpadapat banyak tempat wisata peninggalan bersejarah yang sangat tua.

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudoyono pada Februari 2013 yll dalam lawatan nya ke negara ini dalam pidatonya terkagum-kagum mengakui Mesir sebagai negara kaya terhadap Sejarah dan peradaban yakni Mesir Kuno, Fir'aun yang kita kenal dalam catatan sejarah sejak 2000 tahun Sebelum Masehi sudah ada.

di tambah lagi dengan keberadaan Al-Azhar sebagai markaz besar ilmu Agama, yang dalam hal ini terbukti sukses ribuan tahun lalu berdiri dan berhasil mencetak para kader Ilmuan dunia, Tokoh, Pimpinan Ulama dan profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam ajaran agama Islam.

Diatara peninggalan bersejarah Mesir saat ini yang masih bisa kita saksikan adalah: Masjid Al-azhar, Masjid Mohmad Aly Sebagai bukti peninggalan perjuangan Salahudin al-Ayyouby, Sang penakluk (baitil maqdis) ke tangan Islam kembali, Masjid Amr bin Ash, Sungai Nile, Bukit Thursina, gunung nabi Musa A.S berbicara dengan Tuhan. Museum Tahreer, makam Imam as-Syafi'i,Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah, Dzunnun al-Misry, Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari, Al Laits bin Sa’ad bin ‘Abdurrahman Al FahmiImam, Al-Husain bin Amiirul-Mukminiin ‘Ali bin Abi Thaalib bin ‘Abdil-Manaf bin Qushay Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy. As-Suyuthi,Nabi Shaleh A.S Abu Musa al Asy'ari. Makam Nabi Daniel, Mursi Abul Abbas, Abu darda dari sahabat Nabi muhammad SAW, kincir peninggalan Nabi Yousuf A.S di kota fayyoum.

Masjid ‘Amr Bin ‘Ash

Masjid ini terletak di daerah Fustat (Misr al-Qadima, ibukota Mesir pertama), merupakan masjid pertama di Mesir sekaligus merupakan perguruan pertama yang aktif dalam menyampaikan dakwah Islam sampai abad ke IX M.

Masjid Ahmad Bin Toulun

Masjid yang terletak di daerah Sayidah Zainab ini merupakan masjid ketiga yang dibangun di Mesir. Masjid ini berbeda dengan masjid-masjid lainnya, di mana tangga untuk menuju ke menaranya terdapat di luar.

Masjid Al-Azhar

Masjid pertama yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyyah. Terletak di tengah kota, tepatnya daerah Husein, Kairo. Bangunannya, terutama menaranya, sangat antik dan indah. Di samping menara, benda-benda berusia ratusan tahun lainnya adalah tiang-tiangnya yang menyejukkan, juga mimbar tempat khatib berkhutbah. Di samping dan belakang masjid terdapat bangunan Universitas Al-Azhar untuk bidang agama.

Masjid Al-Husain
Masjid ini termasuk salah satu masjid yang terluas di Kairo. Masjid ini pernahbahkan sampai sekarang dijadikan masjid Negara. Di dalam masjid ini terdapat makam Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad Saw. dari Fatimah az-Zahra.

Masjid Alabaster (Mohammad Ali)

Terletak di Benteng Shalahuddin Ayyubi. Konstruksinya dimulai pada 1830 M. Dibangun dengan model Ottoman dengan kubahnya yang megah yang tingginya mencapai 52 meter. Dua buah menaranya yang megah berketinggian 82 meter dari dasar halaman masjid. Dari halaman masjid tersebut para pengunjung dapat melihat kota Cairo, sungai nil dan Piramid. Masjid ini dinamakan Masjid Alabaster karena dindingnya dilapisi dengan alabaster.

Benteng Shalahuddin Ayyubi

Benteng ini dibangun Shalahuddin Ayubi pada tahun 1183 M. untuk mengawasi kota Kairo dari bukit Mukattam. Di sekitar benteng ini terdapat beberapa peninggalan sejarah, seperti Masjid Alabaster, Masjid Sulaiman Pasha dan Dinding Yosep.

Masjid Imam Syafi’i

Masjid ini termasuk salah satu masjid tua di Kairo dengan kubahnya yang besar dan terbuat dari kayu. Di dalam masjid ini terdapat makam Imam Syafi’i, salah satu imam dari empat madzhab.

Khan Khalili

Khan Khalili terletak di dekat Masjid Husain, Al-Azhar. Nama Khan Khalili semula berasal dari nama Khan yang berarti tempat penginapan para pedagang. Penginapan-penginapan tersebut dimiliki oleh seorang pedagang muda bernama Khalili. Daerah ini sangat luas dengan dipenuhi gedung-gedung tua, serta toko-toko kecil. Di sepanjang lorong-lorongnya yang berkelok-kelok dipenuhi para pedagang barang antik dan souvenir khas Mesir, seperti kerajinan tangan dari kulit, kuningan, tembaga, kertas papyrus, ukiran-ukiran alabaster serta perhiasan seperti batu permata, batu cincin, emas dan perak.


Anda juga akan di manjakan dengan Menikmati makanan kuliner khas Arab di pinggiran sungai nile dan di pantai Alexandria dan perjalanan saat ini kita akan menuju Pyramids & Sphinx.

1. Piramid Sakkara

Piramid ini dibangun oleh zoser, raja pertama dari dinasti ke III. Piramid ini terletak di daerah Sakkara, 27 km dari pusat Kairo

2. Cheops
Piramid ini merupakan piramid terbesar di antara ketiga piramid yang berjejer. Dibangun oleh Cheops, raja dari dinasti ke IV. Piramid ini dibangun (2690 SM) di atas areal seluas 13 acre. Tinggi piramid ini semula 146 m., namun sekarang hanya berketinggian 136 m., disebabkan oleh erosi pada puncaknya. Jumlah batu-batunya sekitar 2,5 juta meter kubik.

3. Chevren

Piramid ini dibangun oleh Chevren, putra raja Cheops pada tahun 2650 SM. Tinggi piramid ini mencapai 136 m. Panjang setiap sisinya 214 m. Jumlah batu-batu pada piramid ini sekitar 2,2 juta meter kubik.


3. Menkaura

Piramid ini dibangun oleh Menkaura, putra Chevren. Dibangun pada tahun 2600 SM. Tingginya hanya 62 meter, panjang tiap sisinya yang dilapisi dengan granit hanya 104 m.

Spinx

Spinx adalah Patung purbakala yang besar, berbadan singa dan berwajah manusia. Patung ini berukuran panjang 70 meter dan tinggi 20 meter. Sphinx dan ketiga piramid besar termasuk salah satu dari 7 keajaiban dunia.



PENTINGNYA TOLERANSI TERHADAP SESAMA

PENTINGNYA TOLERANSI TERHADAP SESAMA
Oleh: Rido Fauzi, Lc
*****


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ.. – أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

– يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Jamaah Rahimakumullah:


Puji syukur kepada sang khalik pada hari ini dialah yang memberikan kita nafas dan rezeki di atas bumi ini, Penglihatan Nya bisa menembus langit dan bumi.

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚيَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖوَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚوَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hadiid 4]

Dia bisa melihat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di langit yang kelam.

Tak ada selembar daun pun yang jatuh ke bumi tanpa Allah melihatnya. Tidak pula daun kering atau basah kecuali Allah melihatnya.

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam 59]


Salawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW junjungan Alam sang pemberi kabar gembira kepada ummatnya, penerang di dalam kegelapan.

Dikisahkan dalam sebuah hadits bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk-duduk bersama para shahabat radhiyallahu ‘anhum di dalam masjid. Tiba-tiba muncul seorang ‘Arab badui (kampung) masuk ke dalam masjid, kemudian kencing di dalamnya. Maka, dengan serta merta, bangkitlah para shahabat yang ada di dalam masjid, menghampirinya seraya menghardiknya dengan ucapan yang keras. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka untuk menghardiknya dan memerintahkan untuk membiarkannya sampai orang tersebut menyelesaikan hajatnya. Kemudian setelah selesai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta untuk diambilkan setimba air untuk dituangkan pada air kencing tersebut.

Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata:

قام أعرابي فبال في المسجد فتناوله الناس فقال لهم النبي صلى الله عليه وسلم دعوه وهريقوا على بوله سجلا من ماء



Dari Anas bin Malik r.a, beliau berkata, "Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat ketika itu meneriakinya dan berkeinginan untuk mencegahnya, namun Rasulullah saw dengan penuh bijaksana bersabda, ”Jangan kalian putuskan kencingnya!”. Maka tatkala orang tersebut selesai dari kencingnya, Nabi menyuruh agar tempat yang terkena air kencing tersebut disiram dengan seember air, lalu memanggil orang Badui tadi dan bersabda kepadanya, “Sesungguhnya masjid ini tidak layak untuk membuang kotoran di dalamnya, namun ia dipersiapkan untuk shalat, membaca al Qur’an dan dzikrullah.” (Hadits Riwayat al Bukhari-Muslim).

Dalam riwayat Imam Ahmad bin Hambal, orang Badui itu berkata: "
Ya Allah sayangilah saya dan Muhammad, dan janganlah engkau sayangi seorangpun".


Jamaah Rahimakumullah:

Ada 3 Pelajaran Penting
yang bisa diambil:

1.Toleransi Nabi
, Nabi SAW melarang sahahabat untuk meneriaki Arab Badui tersebut sehingga selesai kencingnya, membiarkannya meneruskan untuk meminimalisir mafsadah.

Jika Arab Badui ini di paksa untuk menghentikannya maka ia akan berdiri dalam keadaan aurat terbuka air kencing akan meluas mengenai lantai dan pakaian. Di samping itu ia akan dilihat oleh orang banyak dalam keadaan auratnya terbuka. Maka pada saat itu akan terjadi dua mafsadah (keburukan) baru yaitu melebarnya air kencing dan terbukanya aurat di hadapan orang.

Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa suatu kemungkaran hendaknya dibiarkan saja, jika mencegahnya ternyata akan menimbulkan kemungkaran baru yang lebih besar.

Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk berhias dengan sifat Ar-Rifq. Ar Rifq dalam arian toleransi terhadap orang lain sifat lemah lembut di dalam berkata dan bertindak serta memilih untuk melakukan cara yang paling mudah. karena ia merupakan bagian dari sifat-sifat yang dicintai oleh Allah SWT.

Dengannya pula merupakan sebab seseorang dapat meraih berbagai kunci kebaikan dan keutamaan.

Rasulullah SAW mengatakan hal ini kepada ‘Aisyah-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ
Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam seluruh perkara.” (HR. Al Bukhari dan Muslim


2. Membersihkan Najis
, Nabi saw memerintahkan para sahahabatnya untuk menyiram tempat yang terkena kencing tersebut dengan seember air. Nabi saw menjelaskan tentang keagungan Masjid kepada si orang Badui, bahwa masjid itu tempat shalat, membaca Al-quran, berdzikir kepada Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

Sesungguhnya masjid ini tidak layak untuk membuang kotoran di dalamnya".

Ini menunjukan akan keagungan masjid, oleh karena itu hendaknya kita mengagungkan masjid, membersihkannya, mensucikannya, serta hendaknya kita menggunakannya dengan sesuatu yang diridhai Allah swt seperti shalat, dzikir, membaca Alquran dan lain sebagainya.

3. Mengajak Tanpa Memaksa.
Seseorang apabila diajak dengan cara bijaksana, lemah lembut, santun maka ia akan mudah menerima dengan baik, akan tetapi apabila dengan cara kasar maka ia akan sulit menerima bahkan bisa jadi dia akan menolak.

Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wassalam mengajak dan mengajarkan orang Badui itu dengan lemah lembut dan kasih sayang, karena orang Badui itu tidak diragukan lagi bahwa ia tidak tahu. Karena tidak mungkin kalau orang tahu tentang keagungan masjid dan kewajiban mengagungkannya lalu kencing di depan manusia di dalam masjid.

Islam juga memerintahkan kepada pemeluknya untuk bermuamalah dengan sifat lemah lembut kepada sesama manusia, dan bahkan terhadap binatang ternak sekalipun. Sebagaimana dalam hadits:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah mewajibkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya (ketika hendak menyembelih), dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim)


Bahkan terhadap orang kafir tertentu, terkadang perlu untuk bersikap lemah lembut dalam rangka melembutkan hati mereka untuk tertarik masuk ke dalam Islam. Telah diketahui bahwasanya Islam adalah sebuah agama yang ringan dan mudah bagi pemeluknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ

Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Setiap orang yang berusaha mempersulitnya pasti akan kalah. Maka bersikap luruslah, mendekatlah kepada kesempurnaan, dan berilah kabar gembira, serta ambillah sebuah kesempatan pada pagi hari, petang serta sebagian dari malam.” (HR. Al Bukhari)

Hendaklah setiap orang tatkala berinteraksi dengan lainnya, dia menyikapinya sesuai dengan keadaannya. Orang badui ini bukanlah penduduk Madinah. Jika penduduk Madinah yang
Betapa hati manusia itu, pada asalnya, adalah cenderung kepada sikap yang lembut dan tidak kasar. Betapa indah dan lembutnya cara pengajaran dari tauladan kita shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap seorang yang belum mengerti. Dengan sikap hikmah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akhirnya melahirkan rasa simpati dan membuka mata hati Arab badui tersebut dalam menerima nasehat. Berbeda halnya tatkala perbuatannya tersebut disikapi dengan kemarahan, yang akhirnya melahirkan sikap ketidaksukaan. Hal ini bisa dilihat dari perkataannya: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua.”

Selalu memberikan kemudahan kepada orang lain dan tidak mau mempersulit urusan merupakan ciri khas akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 Kata beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِيْنَ

Kalian diperintah untuk memudahkan dan bukan untuk mempersulit.” (HR.Al Bukhari)

Dan diantara pedoman dan kaidah syariat  yang harus dipegang teguh dalam menghadapi kerasnya problem kehidupan adalah hendaknya kita menghadapinya dengan sifat Ar-Rifq  lemah lembut, At-Ta’anni  tidak tergesa-gesa, dan Al Hilm santun. tidak tergesa-gesa dalam segala urusan dan janganlah menjadi orang yang mudah marah. Janganlah kita menjadi orang yang tidak mempunyai sifat ar-rifq, karena dengan sifat ar-rifq selamanya tidaklah akan membuat seseorang itu menyesal, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.


Jamaah Rahimakumullah:

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dengan momentum datangnya bulan suci ini kita dapat keberkahan dan sebagai pelebur dosa dan sebagai intropeksi diri bagi kita semua.


أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَ أَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------



إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
{إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَك أَعْدَاء الدِّيْنَ
اَللّٰهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا
اَللّٰهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ مِنْ سَدِيْدِ الأَقْوَالِ وَصَالِحِ الأَعْمَالِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.
اَللّٰهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعِفَّةَ وَالغِنَى.
اَللّٰهُمَّ اهْدِنَا وَسَدِّدْنَا.
اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ، يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ.

عِبَادَ اللهِ.. اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.