Pages

Kamis

PEMBELAAN NABI TERHADAP AGAMA ISLAM DAN AL-QUR'AN

Tawaran pertukaran aqidah adalah bentuk dari gerakan agenda Politik Kafir Qurays berupa tawaran pertukaran Agama Nabi Muhammad SAW "Islam" diganti dengan keyakinan menyembah tuhan patung "berhala" mereka.
Misi Kafir Quraish sebenarnya cukup sederhana dan simpel. Hanya satu, yaitu agar citra baik ajaran agama Islam tidak berkembang di tengah tatanan sosial arab Jahili dan berharap al-amin (gelar nabi berarti orang yang jujur) itu segera dan lekas meninggalkan Agama dan keyakinan-nya tentang pembelaannya terhadap Islam.
1. Bujukan, Langkah pertama yang dilakukan kaum kafir Quraisy adalah dengan cara membujuk pamannya Nabi Muhammad SAW "Abu Thalib" supaya Nabi Muhammad SAW segera menghentikan dakwahnya tentang agama Islam.
Abu Thalib berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW tetapi Nabi Muhammad SAW dengan tegas menolak seraya berkata:
“Demi Allah, seumpama matahari diletakkan supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan menghentikannya, sehingga Allah memberikan kemenangan kepadaku atau aku akan binasa dalam berjuang".
Tidak ada kompromi Nabi dengan kekufuran dengan berbentuk Duniawi sejenis harta, kekuasaan dan wanita yang ditawarkan kepada beliau ditolak ketika harus ditukar dengan akidah. Ini yang harus dilakukan oleh kaum Muslim dalam menjaga aqidahnya.
Dengan demikian pantas saja jika akidah "Islam" tidak boleh ditukar dengan apa pun. Sebab, penyimpangan terhadap akidah mengantarkan pelakunya pada neraka yang kekal. semua kenikmatan dunia yang sedikit itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dahsyatnya siksa neraka dan besarnya kenikmatan surga.
Terang benderang dan sudah terlihat jelas bahwa pertentangan mendasar antara dua hal yang kontradiksi yaitu antara "Islam" dan "kekufuran". Perbedaan itu tentu disebabkan oleh konsep akidahnya. Dalam doktrin Nasrani, misalnya, Nabi Isa as. dianggap sebagai Tuhan anak, atau salah satu dari tiga Tuhan. Konsekuensinya, para pemeluknya akan menyembah Nabi Isa.
Sama halnya dengan keyakinan kaum musyrikin Arab Jahili. di dalam beberapa ayat diberitakan mereka mengakui Allah sebagai Pemilik bumi dan isinya, langit yang tujuh dan ‘Arsy yang agung, juga pemegang kekuasaan atas segala sesuatu. Padahal, mereka menduakan tuhan "menyekutukan" Allah SWT dengan patung-patung yang mereka buat. Akibatnya, mereka pun menyembah patung-patung "berhala" itu sendiri.
Dalam konsep akidah mereka tersebut jelas kontradiksi dengan Islam. Islam meyakini bahwa hanya Allah yang berhak disembah, tidak ada yang lain selain Allah yang di sembah.
Bertolak dari realitas itu, semua ide yang menganggap semua Agama sama Benar seperti ide pluralisme merupakan ide yang tidak masuk Akal. Sebab, bagaimana mungkin ada dua ide yang saling bertentangan bisa dikatakan semua benar? Dengan demikian, ayat Lakum dinukum wa liyadin sama sekali tidak bisa diartikan sebagai pembenaran terhadap akidah lain.
Siapapun tidak mungkin akan menemukan titik temu dan jalan tengah antara Islam dan agama serta ideologi lainnya. Mustahil mempertemukan ide yang saling bertentangan. begitu juga halnya dengan orang yang suka mencampuradukkan Islam dengan agama lainnya seperti paham sekularisme, pluralisme, liberalisme, extrimisme dan sebagainya.
2. Menyakiti, Ketika Nabi Muhammad SAW sedang sujud di masjidil Haram diwaktu fajar, oleh Utbah bin Muith diberi kotoran busuk yang ditaruh diatas punggungnya.celaan bagi para pembawa risalah dakwah begitu bertubi-tubi dengan berbagai macam tantangan, rintangan dan ujian dan itu semua adalah sunatullah. Semua itu merupakan tazkiyah (penyucian) jiwa dari kotoran-kotoran jahiliyah, pembersihan hati dan ujian bagi kejujuran orientasi. Dengan adanya beragam bentuk ujian, akan terseleksi siapa yang jujur dan siapa yang bohong. Juga, dengan mudah tersaring siapa yang hanya mengharapkan dunia dan siapa yang mengharapkan akhirat. Bahkan, ujian itu sendiri sesungguhnya konsekuensi dari iman.
Allah swt berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta," (QS Al-Ankabut [29]: 2-3).
Dan orang yang paling sering dan banyak mendapatkan celaan dan hinaan adalah Nabi Muhammad SAW. Kafir Quraisy menggunakan beragam cara dalam melakukan pelecehan terhadap Nabi saw, seperti menyakiti fisik, mengganggu dan mengalihkan perhatian masyarakat dari mendengar dakwah dan ayat yang disampaikan Nabi, menghina ayat-ayat Al-Qur'an, memboikot dan berusaha membunuh beliau.
Melontarkan tuduhan-tuduhan keji dan batil terhadap beliau saw juga termasuk pelecehan. Seperti menuduh Nabi sebagai Penyair (QS Al-Anbiyaa' [21]: 5), Dukun (QS Al-Haaqqah [69]: 42), Tukang Sihir, Pembohong (QS Shaad [38]: 4), Orang Gila (QS Ash-Shaaffaat [37]: 36), dan lain-lain.
Dalam kondisi tertekan dan terzhalimi, bukan kemarahan kebencian dan dendam yang ditunjukkan Rasulullah SAW. Beliau malah mendoakan orang-orang yg melemparinya agar segera mendapat hidayah dari Allah SWT. Subhaanallah, Risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah adalah Islam yang "tasamuh" toleran memberikan ketenangan dan berlaku adil, pantas saja Nabi Muhammad SAW adalah contoh Manusia terbaik yang harus kita ikuti.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab:21).
Seorang muslim yang di contohkan nabi adalah seorang yang suka menyelamatkan dan melindungi. tidak mencelakakan orang lain. Menebar kedamaian dan kasih sayang di muka bumi memang sebuah tuntutan fundamental bagi seorang yang menganut agama Islam "laa yarhamullaahu man laa yarhamunnaas" tidak disayang Allah orang yang tidak sayang kepada manusia.
3. Pemboikotan, Apapun cara yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW selalu menemui kegagalan sehingga kejengkelan dan kemarahan kaum kafir quraisy sudah mencapai puncaknya, kemudian mereka bersepakat untuk memboikot umat islam, terutama keluarga Bani Hasyim yang selama ini membela dan melindungi dakwah Nabi Muhammad. Pemboikotan itu berisi antara lain:
a. Tidak boleh mengadakan perdamaian
b. Dilarang mengadakan transaksi jual
c. Tidak diperbolehkan berbicara dan menengok orang sakit
d. Umat Islam diasingkan dan diberi tempat tinggal di sisi utara kota Makkah
Pemboikotan tersebut berlangsung selama 3 tahun dan akhirnya kaum quraisy menyerah. begitulah agenda jahat politik yang di lakukan oleh kafir Quraish selain membujuk dan mendatangi pamannya Nabi "Abu Thalib", mereka mengutus seseorang yg bernama Utbah bin Rabiah untuk membujuk Nabi Muhammad SAW dengan menyodorkan program serta penawaran menarik tersebut dengan modul dan permintaannya;
Wahai Muhammad, apabila engkau ingin harta melimpah aku sanggup mengangkatmu menjadi raja di negeri ini. Dan jika ingin wanita cantik, saya pun sanggup mencarikan. Hanya satu syaratnya yaitu Nabi disuruh menghentikan dakwahnya. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menolak tawaran tersebut dengan membaca Al Quran Surat Fusiat, Berikut jenis tawaran barter Mereka:

8 AGENDA POLITIK KAFIR QURAISH
1. Hai Muhammad, apabila kamu mau menyembah Tuhan Kami Sehari, Kami akan menyembah Tuhan-Mu Sehari pula.
2. Hai Muhammad apabila kamu mau menyembah Tuhan Kami Setahun, Kami akan menyembah Tuhan-Mu Setahun pula.
3.Hai Muhammad, jikalau kamu dan Ajaranmu memang benar, Maka hidupkanlah yang sudah mati diantara kami yaitu Qushoy bin Kilab agar supaya kami bisa langsung menanyakan kepadanya tentang perkara apakah kamu memang benar atau hanya dusta belaka
4. Hai Muhammad, apabila kamu mengidoladakan seorang perempuan di kota ini, kami akan berikan padamu saat ini juga wanita perawan paling cantik yang ada di seluruh sudut bumi ini.
5. Hai Muhammad, apabila kamu kekuasaan, maka secara otomatis kerajaan akan berikan padamu.
6. Hai Muhmmad, apabila kamu mau penguasa di bidang ekonomi kami akan berikan kamu kekayaan melebihi semua orang.
7. Hai Muhammad, apabila kemu ada penyakit, kami akan datangkan seluruh Dokter propesional yang ada di belahan Dunia ini agar kamu langsung di sembuhkan dengan ketangguhannya dan kecanggihan teknologinya.
8. Hai Muhammd, apabila kamu menginginkan kemewahan berbentuk pehiasan sejenis emas, kami akan jadikan gunung ini jadi emas hanya untuk mu.

Jawaban Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dengan membacakan Ayat ini kepada 'Utbah ;
حم تَنزِيلٌ مِّنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآناً عَرَبِيّاً لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ بَشِيراً وَنَذِيراً فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
Artinya: (Haa Miim. diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang .Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan)
Dalam Tafsir Jalalein di jelaskan bahwa "Kitab" lafal ayat ini menjadi Khabar Mubtada yang dijelaskan ayat-ayatnya maksudnya, dijelaskan di dalamnya hukum-hukum, kisah-kisah dan nasihat-nasihat bacaan dalam bahasa Arab lafal Qur-aanan berikut sifatnya menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal Kitaabun "untuk kaum" berta'alluq kepada lafal Fushshilat yang mengetahui artinya, bagi mereka yang mengerti, yaitu orang-orang Arab.
"Yang membawa berita gembira" menjadi sifat dari lafal Qur-aanan "dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling darinya maka mereka tidak mau mendengarkan" dengan pendengaran yang terdorong oleh perasaan mau menerima apa yang didengarnya.
Nabi Muhammad SAW yang menolak tawaran politik jahat mereka tersebut, beliau malah berbuat kebaikan kepada orang-orang yg menzalimi tersebut dengan mendoakan mereka agar mendapat hidayah. Terbukti, sebagian besar dari mereka memeluk Islam dan menjadi pembela Rasulullah paling depan di medan-medan perang. Subhanallah. Inilah kehebatan dari seorang Nabi Muhammad saw yang membalas kejahatan dengan penuh kebaikan, dan akhirnya justru malah kemenangan yang didapat, yaitu orang-orang yang tadinya kafir dan memusuhi, berbalik memeluk agama Islam karena akhlak terpuji yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad Alaihi Sholaatu Wassalam.
Lembah Gunung Muqattam, Mesir 2012

KAPANPUN, DIMANAPUN AGAMA WAJIB DI BELA

Menjaga Agama (hifzuddin) satu kewajiban penganut Islam, kewajiban tersebut adalah hak mutlak secara sustainable bagi semua penganut keyakinan Islam.
Imam al-Ghazali dalam Kitabnya, al-Mustashfa min ‘ilmi al-Ushul menuliskan tentang 5 misi dasar agama, yaitu melindungi jiwa, akal, keturunan, agama, dan hak milik. Karenanya, semua tindakan atau usaha manusia untuk memelihara kelima prinsip tersebut disebut maslahat (kebaikan) dan semuatindakan yang mafsadat (mengganggu) kelima hal tersebut dinilai sebagai mafsadat (keburukan) serta semua usaha menolak keburukan tersebut adalah tindakan maslahat yang harus diperjuangkan.
Teori ini yang kemudian dikembangkan oleh para ulama sesudahnya seperti Ibnu Khaldun dalam kitabnya Muqaddimah ketika menyinggung faktor-faktor bangun-hancurnya kerajaan/bangsa, Imam al-Syatibi dalam Kitab al-Muwafaqat, dan kemudian ulama-ulama kontemporer seperti Abdul Wahhab Khallaf dalam kitab Ushul Fiqh, dan sebagainya.
Sesuai dengan misinya, melindungi kemanusiaan dalam lima aspek pokok ini, agama mengatur pola hubungan sesama manusia dalam semua bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, termasuk di dalamnya pola-pola hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masa anak-anak, remaja, dewasa. dalam masa pra-nikah hingga masuk ke masa pernikahan/ membina rumah tangga.
Diaturnya hal-hal tersebut dalam menjaga dan memelihara kemuliaan (karamah) manusia itu sendiri yang sejak semula dititipkan Tuhan kepadanya. Karenanya dalam hubungan kemanusiaan tersebut harus berlangsung dengan dilandasi nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, kasih sayang, penghormatan, gotong-royong, kerjasama, toleransi, dan sebagainya.
Sebaliknya, tidak dibenarkan terjadi hubungan yang saling menindas, menzalimi, merugikan, melecehkan, merendahkan, dan menafikan satu sama lainnya. Pedoman inilah yang menjadi dasar dalam membangun akhlak dan muamalah antarmanusia. Esensinya adalah Manusia adalah makhluk yang di muliakan Tuhan, kerana Allah yang menyempurnakan kejadiannya, meniupkan ke dalamnya roh ciptaannya.
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan Kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka Ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (Al-Isra’: 70-72)
Rido Fauzi, 2015